Long Track, Slow-Consistent Run

Hari ini, lariku lebih panjang dari biasanya. Walau cuma lebih panjang 1 putaran, haha. Tapi itu memberikan banyak petuah ke diriku. Dan berhasil memahami kata orang-orang: berlahan tapi pasti, konsistensi, slow run, slow cook but sure, dll.

Dalam hidup, kita boleh memilih apapun, bebas. Namun semua ada konsekuensinya, cepat atau lambat. Setiap lari, aku memilih berpacu dengan set-time diriku sendiri, yang nyatanya lebih menghemat energi & pikiran, ketimbang berpacu dengan kecepatan orang lain. Karna ada banyak dimensi selain kecepatan. Ada energi, jarak, berat, dll yang tak bisa kita liat dalam sekejap.

Menjadi cepat itu baik, namun itu akan menjadi nisbi; cepat untuk mencapai apa? cepat untuk seberapa lama? kenapa harus cepat? Mungkin kita menganggap satu putaran adalah target capaian. Padahal dalam hidup, big goal is a long way track. Satu putaran hanyalah sub-goal, bongkahan dari tujuan hidup kita sesungguhnya. Mendefinisikan goal utama akan sangat-sangat-sangat memudahkan hidup kita.

Tiap kali ada orang yang mendahuluiku lebih cepat, aku tandai, dan mereka hampir semua, suatu saat akan lebih lambat dariku, dan aku bisa mendahuluinya. Karna sesungguhnya rentang energi kita itu gak jauh-jauh amat. Semua tertakar. Justru semakin cepat kita lari, semakin lama kita butuh recovery energy. Dan “starter” perjalanan itu energinya jauuuh lebih besar dan boros ketimbang slow-consistent run.

Barangkali, mereka berlari lebih cepat untuk mencapai tujuan jangka pendek. Sehingga abai terhadap endurance, fokus ke akselerasi. Salah? engga. But slow-consistent, not instant run is best strategy to win long track game. Kalaupun aku masih terus melanjutkan putaranku, hingga unlimited putaran, hampir pasti mereka–yang berlari lebih cepat mendahuluiku–suatu saat akan lebih lambat dariku, dan aku bisa mendahuluinya.

Strateginya adalah: berlari sesuai kapasitas energi & kemampuan berlari. Berlari dengan ritme yang tak membuatmu capek, sehingga tak perlu berhenti. Jadi, bukan seberapa cepat berlari, tapi bagaimana diri bisa memenuhi & recover energi saat berlari. Karena experience make us skilled, suatu saat kita akan mencapai titik dimana kecepatan kita bertambah, namun kita tak merasa capek, karna diri kita telah terlatih untuk itu. Make sense? 🙂

Kontemplasi Diri: Bersyukur

Segelintir orang hidup dari tahun ke tahun. Beberapa orang hidup dari bulan ke bulan. Beberapa lainnya hidup dari hari ke hari: Iya, mendapat upah di sore atau malam, untuk 24 jam ke depan. Tak sedikit pula yang hidup hanya di hari ganjil, bahkan hari hitungan bilangan prima.

Memposisikan diri kita sebagai manusia yang bersyukur, tak pernah gagal menenangkan jiwa kita untuk berhenti memburu dunia. Mengesampingkan pencapaian orang lain. Menutup mata dari hijaunya rumput tetangga. Menjadi manusia bersyukur tak pernah mengecewakan dirimu sampai kapanpun. Pun, ia menjadikanmu lebih, bahkan paling memiliki dunia dari pada ahli dunia lainnya.

Jangan lupa bersyukur hari ini kawan 🙂