Tak Terbarukannya Energi Terbarukan


Indonesia, negara yang diciptakan Tuhan dengan tersenyum. Negara yang memiliki Sumber Daya Alam melimpah tersebar dari Sabang sampai Merauke, Timor sampai Talaud. Senyum sang bumi melihat kekayaan alam Indonesia: Menatap birunya lautan dari ujung aceh, melihat megahnya gunung-gunung di tanah jawa hingga merasakan hembusan angin di Pantai Kuta. Besar harapan bumi menggantungkan hidupnya kepada Indonesia.

Namun sayang, semakin maraknya eksploitasi alam secara besar-besaran tanpa memikirkan dampak bagi lingkungan, masih digunakannya fosil untuk memasok kebutuhan energi, mendiamkan banyak potensi energi terbarukan membuat bumi mengerenyitkan dahi melihat kenyataan-kenyataan tersebut.

Energi di Indonesia

Tak bisa dipungkiri, untuk pemenuhan energi dan target elektrifikasi Indonesia tahun 2020, Pemerintah perlu melakukan pengadaan bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi. Namun kebijakan tersebut merupakan solusi yang kurang bijak mengingat ketersediaan bahan bakar fosil di Indonesia semakin menipis.

Menurut statistik, konsumsi energi di Indonesia meningkat 7% setiap tahun. Sekitar 87% dari seluruh sumber energi di Indonesia berasal dari sumber energi tak terbarukan. Hal ini tentu menjadi masalah besar Indonesia untuk menyelamatkan bumi dari kelangkaan energi yang kabarnya pada 70 tahun mendatang, bahan bakar dan fosil di Indonesia akan habis. Dari hal tersebut, Indonesia dituntut untuk mengoptimalkan energi terbarukan yang ada.

Potensi Energi Terbarukan

Sekarang, mari kita tengok potensi energi terbarukan di Indonesia: Air, panas bumi, angin, dan matahari. Potensi tersebut tentu menjadi harta besar Indonesia jika kita bisa mengoptimalkannya.

Di seluruh Indonesia, potensi PLTA sekitar 75.670 MW, dan baru dimanfaatkan 5.940 MW. Sama halnya dengan panas bumi Indonesia yang memiliki potensi 29.215 MW namun baru digunakan sekitar 1.281 MW. Potensi Angin yang besar, namun baru menghasilkan energi kurang dari 5 MW. Serta potensi tenaga surya yang baru dimanfaatkan kurang dari 20 MW. Tentu kita miris melihat statistik tersebut. Disini, peran pemerintah sangat penting untuk mengubah Indonesia menjadi negara yang renewable-oriented.

Peran Pemerintah dan Pemuda

Pemerintah sudah selayaknya membuka mata terhadap masalah utama yang ada di Indonesia: Krisis energi. Pemerintah perlu mengkaji grand plan mengenai green energy yang di dalamnya  mencakup energi terbarukan. Undang-Undang minerba dan kontrak dengan perusahaan asing selayaknya dikaji ulang. Hal ini harus dilakukan agar eksploitasi terhadap alam dapat diminimalisir dan kebijakan pemerintah yang pro renewable energy juga bisa mempercepat proses terbentuknya Green Energy Indonesia.

Kita sebagai pemuda juga perlu turun tangan menghadapi krisis energi di Indonesia. Dimulai dari hal kecil seperti menghemat energi listrik, mengikuti kegiatan yang bertemakan lingkungan seperti earth hour dan masih banyak lagi yang bisa dilakukan. Pemuda juga dituntut untuk bisa memberi inovasi bagi pengadaan energi di Indonesia. Contohnya seperti membuat kendaraaan ramah lingkungan yaitu mobil listrik karya Ricky Elson.

Sinergitas Pemuda – Pemerintah

Pada akhirnya, sinergitaslah yang dibutuhkan bagi kedua elemen penting tersebut. Sebuah keselarasan arah dan tujuan dari pemuda dan pemerintah untuk terus menggagas ide serta merealisasikan green energy demi terciptanya SDA dan bumi pertiwi yang bisa tersenyum seperti dulu. Di titik ini, kita harus menyadari bahwa pemuda adalah master of change: Semua diawali dari kita, kemudian bersinergi dengan pemerintah mewujudkan Indonesia yang ramah lingkungan dan Indonesia yang menjaga bumi seutuhnya untuk kehidupan yang lebih baik.

Tinggalkan komentar